Senin, 31 Oktober 2011

Wartawan Cilik Serbu Monumen Induk Perjuangan ‘45



Karanganyar (29/10), puluhan wartawan cilik menyerbu Monumen Induk Perjuangan ’45 Sabtu sore. Para wartawan cilik yang tergabung dalam Road Show Jurnalistik (pelatihan jurnalistik yang diselenggarakan PW IPM Jawa Tengah) melakukan kegiatan wawancara dan observasi di area Monumen Induk Perjuangan ’45. Dalam sesi reportase Pelatihan Jurnalistik tersebut, para wartawan cilik mencoba kebolehannya beraksi di lapangan. Mereka tampak berantusias dan semangat menjalankan sesi reportase meskipun hujan gerimis terus turun dan harus berjalan kaki sekitar satu kilo untuk menuju lokasi.
Dari empat belas peserta yang ada dibagi menjadi tujuh kelompok. Masing-masing kelompok yang terdiri dari dua orang langsung berhamburan mewawancarai orang-orang di area monumen. Ada yang menghampiri pedagang nasi “Hek” (orang Jogja menyebutnya dengan nasi angkringan), penjaja mainan, dan pengunjung yang sore itu berada di sana. Dengan berbekal peralatan reportase yang sederhana – pena dan bloknote ­– wartawan cilik berusaha merekam hasil wawancara. Selama kurang lebih satu jam para wartawan cilik terus menggali informasi dari orang-orang di sana.

Selasa, 18 Oktober 2011

Stop! Liberalisasi Pendidikan


Oleh : David Efendy, S.IP

ASET bangsa yang berupa pendidikan adalah aset yang kira-kira disebut penghuni terakhir bangsa ini. Setelah kebijakan liberalisasi ekonomi marak dilakukan semenjak Orde Baru sampai sekarang. Kini aset bangsa yang paling berharga ini sedang berada di ujung tanduk. Serius, benar-benar under attack. 

Kekhawatiran publik semakin terbukti akan terjadinya arus liberalisasi yang lebih sistematik dan massif yang dipelopori oleh pemerintah pusat. Selama ini proses pendidikan sebenarnya sudah mengarah kepada kecenderungan liberalisasi dengan indikasi standarisasi pendidikan yang tak ubahnya adalah upaya penyeragaman modal pendidikan dengan menjadikan Ujian Nasional sebagai standar kelulusan yang sangat dominan. Hal ini kemudian ditopang dengan disyahkannya peraturan Presiden Nomor 77 tahun 2007 tentang daftar bidang usaha yang tertutup dan bidang usaha yang terbuka dengan persyaratan dibidang penanaman modal. Hal ini dianggap sebagai manifastasi dari di undangkannya UU No 25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal Asing.

Dalam perpres 77/2007 tersebut dengan sangat jelas bahwa pendidikan merupakan jenis bidang usaha yang terbuka untuk investasi modal asing dengan ketentuan kepemilikan modal asing sampai 49%. Lembaga pendidikan yang dimaksud di sini meliputi pendidikan dasar dan menengah, Pendidikan Tinggi, dan Pendidikan Non-Formal. Semua ini masuk dalam kategori bidang usaha terbuka, meski dengan persyaratan. Jadi, lembaga pendidikan telah beralih fungsi sebagai lembaga ekonomi tidak berbeda dengan PT, BUMN, koperasi dan sejenisnya.

Senin, 17 Oktober 2011

LINDA mengguncang Bantul


Bantul – PW IPM DIY mengguncang Bantul. Setelah sukses dalam acara Lintas Daerah IPM (LINDA) di Kota Yogyakarta beberapa bulan lalu, hari ahad kemarin (16/10)  IPM DIY yang dimotori Bidang Organisasi kembali menyelenggarakan LINDA. LINDA yag bertempat di SMA Muhammadiyah 1 Bantul tersebut merupakan ajang silaturahim antar PD IPM se-Provinsi DIY. Dari empat kabupaten dan satu kota yang ada, tidak ada yang absen, semua antusias mengikuti jalannya agenda, apalagi melihat penampilan musik dari PR IPM SMA Muhammadiyah 1 Bantul yang mempesona.