Yogyakarta, 2 Juli 2011
PIP PW IPM DIY – Bedah buku mulai digelar oleh PIP PW IPM DIY. Untuk pertama kalinya PIP PW IPM DIY mencoba menggemparkan dunia Yogyakarta melalui bedah buku. Walaupun program bedah buku ini sudah lazim dilaksanakan di kalangan pelajar, akan tetapi PIP PW IPM DIY mencoba membedah sebuah buku dengan tampilan yang berbeda. Diskusi bedah buku ini dibagi menjadi tiga tahap. Tahap yang pertama adalah proses membaca dan memahami isi buku. Ini yang dilakukan siang tadi. Tahap yang kedua yaitu mencoba mengundang penulisnya untuk memaparkan tentang maksud dan pesan yang sebenarnya ingin disampaikan melalui buku tersebut, rencana akan dilakukan minggu depan. Kemudian dilanjutkan dengan tahap yang ketiga, tahap terakhir yaitu mengkritisi buku tersebut.
Buku yang disusun oleh Abdullah Mukti dan Dhian Rachmawati ini berjudul KIR Kritis, berisi tentang seputar Kelompok Ilmiah Remaja. Ada ungkapan yang ditulis dalam buku ini bahwa kelompok ilmiah remaja bukan monopoli para remaja yang rangking sekolahnya tinggi serta melulu pada penelitian. Buat kamu yang punya seabrek bakat, buku ini membantu kamu mengenali apa sesungguhnya KIR. Bahkan, kamu akan menemukan KIR gaul yang sesuai dengan gayamu.
Bedah buku KIR Kritis ini diikuti oleh berbagai kalangan aktifis pelajar dan pelajar itu sendiri, diantaranya adalah Izat (Pimred Majalah Gudeg), Qia (Mantan Pimred Majalah Qolami), Abi (Direktur Radio Komunitas Radja), Hamdan Nugroho (Aktifis Pelajar), Yola (Penulis dan Redaktur Majalah Gudeg) serta masih banyak lagi aktifis pelajar yang lain. Diskusi tentang buku dimulai oleh Fida ‘Afif tepat pukul 14.00 WIB.Kegiatan ini dilaksanakan di sebelah gedung Muhammadiyah, Jl. Gedong Kuning 130B, tepatya dalam gubuk kecil samping PWM dengan lesehan ala Jogja. Sesuai yang direncanakan, kegiatan ini berlangsung dengan nyaman. Sempat tempat lesehan diskusi dilewati oleh beberapa semut merah. Akan tetapi rombongan semut tersebut tidak mengganggu jalannya diskusi.
Bedah buku KIR Kritis ini diadakan sebagai wujud kepedulian terhadap mulai mengeringnya keintelektualan di kalangan pelajar terutama IPM. Dengan adanya kegiatan semacam ini, diharapkan pelajar akan tergerak kembali dengan budaya membaca buku, budaya diskusi dan menulis. Sehingga pelajar-pelajar di Yogyakarta dapat mengamati wacana publik dengan kritis dan dapat menempatkannya dalam posisi yang benar. Selain itu, diharapkan nantinya akan mulai bermunculan motivator-motivator serta fasilitator KIR yang tersebar di berbagai kota dan kabupaten di Yogyakarta. dha_katon
Tidak ada komentar:
Posting Komentar