Yogyakarta (4/10) Pimpinan Wilayah Ikata Pelajar Muhammadiyah menyelengarakan forum pembahasan terkait materi Mukatar IPM XVIII dengan menghadirkan Agus Suroyo (Ketua Tim Materi dari PP IPM), Ridho Al-Hamdi (Alumni PP IPM/ Sekretaris LPCR PP Muh), dan Nugroho Noto Susilo (Alumni PP IPM/Wakil MPK PP Muh). Dalam diskusi tersebut dihadiri oleh elit IPM dari lima Pimpinan Daerah IPM se-Daerah Istimewa Yogyakarta, personalia PW IPM DIY, dan Masmulyadi (Alumni PP IPM/ Wakil MPM PP Muh). Diskusi yang dimulai tepat pukul 09.30 WIB tersebut diawali dengan Geneologi Materi Muktamar yang disampaikan oleh Ridho Al-Hamdi MA. Dia mengupas tentang rentetan sejarah dari beberapa landasan pijakan Materi Muktamar IPM beberapa periode lalu yang melahirkan gerakan-gerakan di IPM. Diskusi dilanjutkan dengan pemaparan Materi Muktamar XVIII oleh Agus Suroyo.
"Materi Muktamar XVIII bertema Menumbuhkan Kesadaran Kritis, Mendorong Aksi Kreatif, untuk Pelajar Indonesia yang Berkemajuan di Palembang besok tidak berawal dari masalah pelajar yang kemudian menurunkan kebutuhan pelajar. Akan tetapi, mencoba menggabungkan beberapa gerakan IPM sebelumnya sehingga menemukan formula baru untuk Materi Muktamar kelak", tutur Agus Suroyo. Dia juga menambahkan bahwa Gerakan yang ada di IPM telah dilakukan uji kelayakan sehingga relevan untuk diteruskan.
Gagasan Ketua Tim Materi tersebut mendapat pertentangan dari salah satu hadirin yang menyayangkan Materi Muktamar kali ini bukan berdasarkan kondisi realita pelajar kontemporer sehingga perlu adanya refisi. Tidak adanya lokakarya Materi Muktamar juga mendapatkan respon yang kurang positif dari beberapa kader IPM DIY yang hadir dalam forum yang diselenggarakan di Aula Gedung Dakwah PWM DIY di Jalan Gedong Kuning tersebut.
"Gerakan pelajar yang akan datang harus dijalankan dengan serius, artinya pelajar sebagai generasi penerus bangsa harus memiliki pijakan yang jelas sehingga menjadi agen perubahan yang berarti bagi bangsa", begitu salah satu catatan dari banyak catatan yang disampaikan oleh Nugroho Noto Susilo. Maka dari itu, kajian tentang materi idealnya tidak hanya dibahas di arena Muktamar saja, akan tetapi perlu adanya forum pembahasan khusus sehingga menjadi tidak ada kerancuan dalam menjalankan gerakannya kelak.
Mengapa tidak ada lokakarya Materi Mukatamar VXIII? Agus Suroyo menjelaskan, bahwa lokakarya-lokakarya yang dilakukan oleh IPM selama ini hanyalah pemborosan semata yang menghabiskan anggaran tidak sedikit. Selain itu, juga kurang efektif jika acara IPM lebih sering dihabiskan untuk lokakarya-lokakarya tanpa diimbangi gerakan hingga ke ranah basis.
Menjadi catatan pinggir, mumpung ada waktu beberapa hari menjelang Muktamar, ada baiknya dari Tim Materi membuka forun sharing dan diskusi untuk mengkaji lebih lanjut terkait Materi Muktamar XVIII besok. Diskusi diakhiri setelah menjalankan jamaah sholat zuhur. (red)
"Materi Muktamar XVIII bertema Menumbuhkan Kesadaran Kritis, Mendorong Aksi Kreatif, untuk Pelajar Indonesia yang Berkemajuan di Palembang besok tidak berawal dari masalah pelajar yang kemudian menurunkan kebutuhan pelajar. Akan tetapi, mencoba menggabungkan beberapa gerakan IPM sebelumnya sehingga menemukan formula baru untuk Materi Muktamar kelak", tutur Agus Suroyo. Dia juga menambahkan bahwa Gerakan yang ada di IPM telah dilakukan uji kelayakan sehingga relevan untuk diteruskan.
Gagasan Ketua Tim Materi tersebut mendapat pertentangan dari salah satu hadirin yang menyayangkan Materi Muktamar kali ini bukan berdasarkan kondisi realita pelajar kontemporer sehingga perlu adanya refisi. Tidak adanya lokakarya Materi Muktamar juga mendapatkan respon yang kurang positif dari beberapa kader IPM DIY yang hadir dalam forum yang diselenggarakan di Aula Gedung Dakwah PWM DIY di Jalan Gedong Kuning tersebut.
"Gerakan pelajar yang akan datang harus dijalankan dengan serius, artinya pelajar sebagai generasi penerus bangsa harus memiliki pijakan yang jelas sehingga menjadi agen perubahan yang berarti bagi bangsa", begitu salah satu catatan dari banyak catatan yang disampaikan oleh Nugroho Noto Susilo. Maka dari itu, kajian tentang materi idealnya tidak hanya dibahas di arena Muktamar saja, akan tetapi perlu adanya forum pembahasan khusus sehingga menjadi tidak ada kerancuan dalam menjalankan gerakannya kelak.
Mengapa tidak ada lokakarya Materi Mukatamar VXIII? Agus Suroyo menjelaskan, bahwa lokakarya-lokakarya yang dilakukan oleh IPM selama ini hanyalah pemborosan semata yang menghabiskan anggaran tidak sedikit. Selain itu, juga kurang efektif jika acara IPM lebih sering dihabiskan untuk lokakarya-lokakarya tanpa diimbangi gerakan hingga ke ranah basis.
Menjadi catatan pinggir, mumpung ada waktu beberapa hari menjelang Muktamar, ada baiknya dari Tim Materi membuka forun sharing dan diskusi untuk mengkaji lebih lanjut terkait Materi Muktamar XVIII besok. Diskusi diakhiri setelah menjalankan jamaah sholat zuhur. (red)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar