JAKARTA – Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas)
melalui Humas, Ibnu Ahmad, mendukung rencana kurikulum lokal membaca
Alquran di sekolah-sekolah dasar Provinsi Bengkulu.
"Kami
mendukung sepenuhnya kepada dinas pendidikan terkait rencana kurikulum
membaca Alquran," katanya kepada Republika, Ahad (11/9).
Namun
demikian, kurikulum membaca Alquran ini sulit untuk diterapkan menjadi
kebijakan pusat. Menurutnya, jika kurikulum diterapkan di tiap-tiap
provinsi di Indonesia, kebijakan tersebut akan tidak pas. "Jika program
ini berhasil di Bengkulu, belum tentu di tempat lain. Namanya nanti
bukan kurikulum lokal lagi, dong," ujarnya.
Ia menambahkan,
kurikulum muatan lokal apa pun asal dirasa sesuai dengan keadaan dan
kebutuhan daerah masing-masing, Kemendiknas akan selalu memberi
apresiasi positif. "Jika dirasa cocok dan berhasil, silakan diterapkan!"
sarannya.
Jika memang ada propinsi lain yang mencontoh
kurikulum membaca Alquran ini, Kemendiknas menyambut baik. Ia juga
menyerahkan sepenuhnya kepada Provinsi Bengkulu mengenai kesiapan baik
dari pengajar hingga penyusunan silabus.
Sebelumnya, Dinas
Pendidikan Provinsi Bengkulu berencana memasukkan pelajaran membaca
Alquran dalam kurikulum muatan lokal Sekolah Dasar (SD) pada tahun 2012.
Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Bengkulu, Yasarlin, mengatakan akan
memasukkan pelajaran membaca Alquran dengan metode Iqra` dalam kurikulum
muatan lokal SD tahun ajaran 2012/2013 di Provinsi Bengkulu.
Kurikulum
muatan lokal ini juga dilatarbelakangi angka buta baca Alquran di
kalangan murid SD hingga Sekolah Menengah Atas (SMA) sederajat di
Provinsi Bengkulu yang tinggi. Saat ini, angka buta baca Alquran murid
SD hingga SMA mencapai 70 hingga 80 persen. Berarti, dari total 399.979
anak SD hingga SMA di Kota Bengkulu, hanya sekitar 80.000 anak yang
dapat membaca AlQuran. Sumber : republika.co.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar